Senin, 18 Mei 2015

MITOS MURAI BATU

Muray baru “Si Ekor Panjang” ini, hingga kini masih menjadi primadona di dunia hobi burung berkicau. Baik bagi para peternak maupun pelomba, muray batu dianggap sebagai burung yang mampu mencetak Rupiah yang efektif. Beberapa tahun belakangan ini lomba-lomba burung berkicau diberbagai daerah di Nusantara, masih memposisikan muray batu sebagai kelas unggulan dengan tiket dan hadiah termahal. Begitu pun di kandang ternak, kini  penangkaran-penangkaran muray batu semakin menjamur.
Maka tak mengherankan jika kepopuleran dan keistimewaan muray batu ini kerap memunculkan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat kicauan nasional. Bahkan, mitos-mitos tersebut sering dijadikan acuan dalam memilih muray batu. Padahal mitos-mitos tersebut masih diragukan kebenarannya. Namun sebagaimana masyarakat Indonesia yang masih berpegang teguh dengan adat-istiadat tradisi tentunya keberadaan mitos-mitos itu masih tetap dipercaya.
Ada beberapa mitos muray batu yang berkembang, diantaranya: mitos muray batu berkaki hitam yang dipercaya memiliki mental tarung yang tinggi, kemudian mitos murai batu ekor bercabang yang dipercaya berkarakter sulit jinak atau susah diatur, serta mitos muray batu berkepala kotak yang dipercaya berkarakter sangat cerdas. Mitos-mitos ini tentunya hanya anggapan semata yang sifat kebenarannya hanya sepihak dan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.
Adapun jika kemudian mitos-mitos tersebut ada yang benar atau terjadi pada salah seekor muray batu tentunya itu hanya sekedar kebetulan belaka. Tidak langsung otomatis akan berlaku pada semua muray batu yang memiliki ciri-ciri sesuai dengan mitos yang disebutkan. Oleh karenanya, beberapa mitos yang berkembang sering menemui titik buntu ketika ternyata apa yang disebutkan mitos yang ada itu tidak sesuai dengan kenyataannya.
Berikut ini adalah pepenjelasan tentang kebenaran mitos-mitos muray batu yang berkembang di masyarakat. Diharapkan, ulasan ini bisa menyadarkan penghobi untuk tidak terlalu menjadikan mitos-mitos sebagai patokan satu-satunya untuk menilai kemampuan muray batu.

Mitos muray batu kepala kotak berkarakter lebih cerdas. Perlu diketahui, bentuk kepala tidak bisa menjadi ukuran akan kecerdasan burung tersebut. Yang menentukan akan kecerdasan itu adalah volume otak. Semakin besar volume otak burung maka HVC (High Vocal Center) yang terkandung di dalamnya juga akan lebih besar. HVC inilah yang berperan penting sebagai faktor yang menentukan kecerdasan seekor burung.

Mitos murai batu ekor cabang memiliki karakter sulit jinak, susah diatur, dan tidak stabil. Mitos ini juga tidak benar adanya. Pada dasarnya karakter sulit jinak, susah diatur, dan tidak stabil itu memang sudah menjadi karakter yang umum / bawaan pada muray batu. Apalagi jika murai batu tersebut adalah hasil dari penangkapan liar. Sehingga yang membedakan karakter Muray batu yang satu dengan yang lain adalah akumulasi dari pola perawatan, ditambah usia burung, pelatihan atau pemeliharaan, dan bakat.

Mitos muray batu berkaki hitam dipercaya memiliki mental tarung yang tinggi.
Sama dengan penjelasan sebelumnya, warna kaki juga tidak memiliki pengaruh terhadap mental atau apapun itu. Segala hal yang berkaitan dengan mental burung, tidak bisa terlepas dari pola perawatan, latihan, usia, dan bakat. Kalau mental tarung murai batu yang Anda miliki sangat lemah, pasti karena ada kesalahan dalam perawatan yang Anda lakukan.

Mitos muray batu berbadan besar memiliki kemampuan berkicau yang merdu dan kuat. Kemampuan kicauan murai batu tidak ditentukan oleh ukuran tubuhnya, besar atau tidak. Melainkan dipengaruhi oleh organ-organ pendukung, terutama kapasitas air sac (kantung udara), juga kemampuan pita suaranya. Jika organ kantung udara dalam tubuh burung tersebut besar, maka akan mampu mengeluarkan volume suara kicauan yang kuat dan panjang. Begitu juga jika burung tersebut memiliki pita suara yang baik, jelas suara kicauannya akan merdu pula.

Mitos muray batu berleher tebal memiliki volume suara yang tinggi. Kalau mitos ini sebenarnya tidak cenderung salah, karena leher yang tebal dan padat berisi memang mendukung Murai Batu akan volume suara kicauan yang lebar. Akan tetapi juga bukan suatu kesimpulan yang pasti jika semua muray batu berleher tebal, suara kicauannya akan bervolume tinggi dan kuat.

Mitos muray batu bermata melotot dipercaya mudah beradaptasi. Jelas saja, mitos ini sangat tidak benar. Lagi pula pertanyaannya, bisakah kita secara kasat membedakan mata melotot pada muray batu mana yang tidak, tentu sulit. Jika muray batu yang Anda miliki ternyata mudah beradaptasi, bisa saja itu karena perlakuan anda yang sangat baik pada muray batu itu, dan didukung pula oleh suasana lingkungan yang nyaman.

Mitos muray batu berparuh pendek dan tipis, berkarakter rajin berkicau dan suara-suara kicauannya melengking. Ini juga mitos yang belum tentu kebenarannya. Karena kebanyakan struktur paruh yang bagus itu, apabila dengan ciri-ciri: paruh berukuran sedang, pangkal paruh lebar, dan paruh paruh lurus. Paruh yang berciri seperti ini cenderung mampu membawakan suara kicauan dengan merdu dan baik. (R/dbs)

Rabu, 13 Mei 2015

Motto beternak murai batu

Enjoy wae lurr...
Ojo dipikir jeru2...
Ketika kita ingin keluar rumah lalu ingin ke 1tujuan,
Namun kepikiran klo nanti di perjalanan entah ada operasi gabungan,jalanan macet,takut kecelakaanlah,inilah itulah...
Kapan sampainya ketujuan!!!!!!
Pokoke"Bismillah...Nawaitu....Lillahi Ta'alla"...,
Sama halnya dgn breeding mb....
Klo sdh dihantui rasa takut tdk jodoh,tdk nelur,tdk netas,piyik mati,indukan mati dll...
Kapan bisanya...
"Satu kisah postingan karena takut akan indukan jantan yg buang anakan"
Tanpa mengetahui dlu karakternya asal ikut2tan maen cabut pejantan saat betina sedang mengeram,
Eladalah...
Hari H tiba menetas, selang 2hari,malah piyik dibuang si "betina"...
Saat ditanya alasannya
A:Kenapa pejantanya dicabut ??
B:Ikut postingan om,takut klo nanti seperti itu kejadiannya(jantan buang anak)
A:Takut....!!!
Emang udah pernah kejadian sijantan buang anakannya??
B:Belum sih, ini baru perdana...
A: Oh...
Perdana...
Lainkali jaangan asal ikut2an ya...
Pahami dlu karakternya,
Jgn asal main cabut, toh itu kejadian yg buang anak malah si betina
Klo sdh begini opo yo ra ngelu meneh...
Melu2 wae asal...
BUANG RASA TAKUTMU,INGIN BERJALAN YO JALAN...
NANTI DIJALAN ADA APA,YANG PENTING JALANI DULU...
RASA TAKUT TIDAK AKAN MENGANTAR KITA SAMPAI KETUJUAN.


as copy by :